Senin, 26 Oktober 2009

Keuntungan & Kelemahan Penggunaan WIFI

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN WIFI

Koneksi nirkabel kini makin jadi kebutuhan. Berbagai perangkat teknologi berebut pangsa penggemar koneksi tanpa kabel. Prinsipnya: praktis, tapi tetap digdaya. Salah satu teknologi nirkabel yang kini digandrungi adalah Wi-Fi (wireless fidelity)–koneksi yang bisa membagi-bagi akses Internet berkecepatan tinggi tanpa perantaraan kabel. Koneksi nirkabel ini baru saja diusung produsen proyektor InFocus melengkapi kemampuan produk-produk terbarunya. Dengan tambahan port M1-DA dan M1-D pada proyektor yang dapat dihubungkan dengan adapter Wi-Fi yang disebut Infocus LiteShow, proyektor bisa terhubung dengan berbagai perangkat secara nirkabel. Menayangkan presentasi dari komputer, laptop, PDA, atau berbagai perkakas genggam lain yang berkemampuan Wi-Fi menjadi lebih mudah. Pengguna tidak perlu repot dengan tali-temali kabel karena radius jangkauan Wi-Fi mencapai 100 meter.


Wi-Fi adalah teknologi dengan sinyal radio yang memancarkan koneksi Internet hingga radius tertentu. Jika peranti mungil ini ditempelkan pada modem dengan koneksi berpita lebar, semua komputer dan perangkat yang memiliki penerima akses Wi-Fi di sekitarnya bakal kecipratan akses Internet. Tak peduli modem itu berada di ruang kantor sebelah, kamar tetangga, atau rumah di seberang jalan. Juga tak peduli apakah si pemilik modem itu mengizinkan akses Internetnya dinikmati orang lain tanpa izin. Ini memang sebuah metode canggih yang didasari gagasan liar yang cerdas.


Lihatlah: teknologi standar Wi-Fi alias 802.11b yang menggunakan spektrum 2,4 GHz mampu mentransmisikan sinyal sekuat 11 megabit per detik (Mbps). Belum lagi kehadiran dua standar baru, 802.11a dan 802.11g, makin mengundang decak kagum.
Teknologi 802.11a, yang menggunakan spektrum 5 GHz, memungkinkan transmisi hingga 54 Mbps. Sedangkan 802.11g, yang hanya menggunakan spektrum 2.4 GHz, mampu melakukan transfer data hingga dua kali lipat, 22 Mbps.
Karenanya, di kedai-kedai kopi, resto, atau ruang tunggu bandara, Anda tak perlu sibuk mencari sambungan telepon hanya untuk mendapatkan akses Internet di laptop Anda.
Dengan teknologi ini, Anda tak perlu sibuk menghela-hela kabel. Termasuk saat ingin menggunakan proyektor untuk presentasi, Wi-Fi pun bisa jadi dewa yang sangat baik hati. –Koran Tempo, 21/8/2005


KEKURANGAN / ANCAMAN PENGGUNAAN WIFI


Masalah keamanan merupakan hal yang sangat penting dalam jaringan komputer, terutama dalam jaringan wireless. Kehadiran berbagai vendor produk wireless yang menyajikan beragam produk dengan harga terjangkau turut andil menjadi pendorong maraknya penggunaan teknologi wireless. Teknologi wireless ini tidak hanya cocok untuk digunakan pada kantor ataupun pengguna bisnis. Pengguna rumahan juga bisa menggunakan teknologi ini untuk mempermudah konektivitas. Makalah ini lebih ditujukan untuk memberikan informasi mengenai ancaman serta cara cepat dan mudah untuk mengamankan jaringan wireless. Seperti sudah dibahas di awal, teknologi wireless memang relatif lebih rentan terhadap masalah keamanan. Sesuai namanya, teknologi wireless menggunakan gelombang radio sebagai sarana transmisi data. Proses pengamanan akan menjadi lebih sulit karena Anda tidak dapat melihat gelombang radio yang digunakan untuk transmisi data.


Kelemahan jaringan wireless secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni kelemahan pada konfigurasi dan kelemahan pada jenis enkripsi yang digunakan. Salah satu contoh penyebab kelemahan pada konfigurasi karena saat ini untuk membangun sebuah jaringan wireless cukup mudah. Banyak vendor yang menyediakan fasilitas yang memudahkan pengguna atau admin jaringan sehingga sering ditemukan wireless yang masih menggunakan konfigurasi wireless default bawaan vendor. Seringkali wireless yang dipasang pada jaringan masih menggunakan setting default bawaan vendor seperti SSID, IP Address, remote manajemen, DHCP enable, kanal frekuensi, tanpa enkripsi bahkan user/password untuk administrasi wireless tersebut masih standart bawaan pabrik.
WEP (Wired Equivalent Privacy) yang menjadi standart keamanan wireless sebelumnya, saat ini dapat dengan mudah dipecahkan dengan berbagai tools yang tersedia gratis di internet. WPA-PSK yang dianggap menjadi solusi menggantikan WEP, saat ini juga sudah dapat dipecahkan dengan metode dictionary attack secara offline.
Beberapa kelemahan pada jaringan wireless yang bisa digunakan attacker melakukan serangan antara lain:


1. Celah Keamanan
Banyak pengguna jaringan wireless tidak bisa membayangkan jenis bahaya apa yang sedang menghampiri mereka saat sedang berasosiasi dengan wireless access point (WAP), misalnya seperti sinyal WLAN dapat disusupi oleh hacker. Berikut ini dapat menjadi ancaman dalam jaringan wireless, di antaranya:
- Sniffing to Eavesdrop
Paket yang merupakan data seperti akses HTTP, email, dan Iain-Iain, yang dilewatkan oleh gelombang wireless dapat dengan mudah ditangkap dan dianalisis oleh attacker menggunakan aplikasi Packet Sniffer seperti Kismet.
- Denial of Service Attack
Serangan jenis ini dilakukan dengan membanjiri (flooding) jaringan sehingga sinyal wireless berbenturan dan menghasilkan paket-paket yang rusak.
- Man in the Middle Attack
Peningkatan keamanan dengan teknik enkripsi dan authentikasi masih dapat ditembus dengan cara mencari kelemahan operasi protokol jaringan tersebut. Salah satunya dengan mengeksploitasi Address Resolution Protocol (ARP) pada TCP/IP sehingga hacker yang cerdik dapat mengambil alih jaringan wireless tersebut.
- Rogue/Unauthorized Access Point
Rogue AP ini dapat dipasang oleh orang yang ingin menyebarkan/memancarkan lagi tranmisi wireless dengan cara ilegal/tanpa izin. Tujuannya, penyerang dapat menyusup ke jaringan melalui AP liar ini.
- Konfigurasi access point yang tidak benar
Kondisi ini sangat banyak terjadi karena kurangnya pemahaman dalam mengkonfigurasi sistem keamanan AP.
Kegiatan yang mengancam keamanan jaringan wireless di atas dilakukan dengan cara yang dikenal sebagai Warchalking, WarDriving, WarFlying, WarSpamming, atau WarSpying. Banyaknya access point/base station yang dibangun seiring dengan semakin murahnya biaya berlangganan koneksi Internet, menyebabkan kegiatan hacking tersebut sering diterapkan untuk mendapatkan akses Internet secara ilegal. Tentunya, tanpa perlu membayar.


2. Hide SSID
Banyak administrator menyembunyikan Services Set Id (SSID) jaringan wireless mereka dengan maksud agar hanya yang mengetahui SSID yang dapat terhubung ke jaringan mereka. Hal ini tidaklah benar, karena SSID sebenarnya tidak dapat disembuyikan secara sempurna. Pada saat saat tertentu atau khususnya saat client akan terhubung (assosiate) atau ketika akan memutuskan diri (deauthentication) dari sebuah jaringan wireless, maka client akan tetap mengirimkan SSID dalam bentuk plain text (meskipun menggunakan enkripsi), sehingga jika kita bermaksud menyadapnya, dapat dengan mudah menemukan informasi tersebut. Beberapa tools yang dapat digunakan untuk mendapatkan ssid yang di-hidden antara lain: kismet (kisMAC), ssid_jack (airjack), aircrack dan masih banyak lagi. Berikut meupakan aplikasi Kismet yang secang melakukan sniffing.

3. WEP
Teknologi Wired Equivalency Privacy atau WEP memang merupakan salah satu standar enkripsi yang paling banyak digunakan. Namun, teknik enkripsi WEP ini memiliki celah keamanan yang cukup mengganggu. Bisa dikatakan, celah keamanan ini sangat berbahaya. Tidak ada lagi data penting yang bisa lewat dengan aman. Semua data yang telah dienkripsi sekalipun akan bisa dipecahkan oleh para penyusup. Kelemahan WEP antara lain :Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan WEP menggunakan kunci yang bersifat statis. Masalah Initialization Vector (IV) WEP,
Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC-32).


WEP terdiri dari dua tingkatan, yakni kunci 64 bit, dan 128 bit. Sebenarnya kunci rahasia pada kunci WEP 64 bit hanya 40 bit, sedang 24 bit merupakan Inisialisasi Vektor (IV). Demikian juga pada kunci WEP 128 bit, kunci rahasia terdiri dari 104 bit. Pada dasarnya, setiap paket data yang dikirim dengan menggunakan enkripsi WEP terdiri dari Initialization Vector (IV) dan data yang terenkripsi berisi sebuah checksum (bagian untuk mengecek apakah ada perubahan pada data yang dikirimkan). Titik lemah WEP terletak pada IV yang panjangnya 24 bit. Sebuah algoritma biasanya digunakan untuk menghitung kode terenkripsi dari IV dan kunci WEP sebelum dikirim melalui WLAN. Penerima data akan merekonstruksi data dengan IV dan kunci WEP yang tentunya sudah ditentukan. Standar WEP sebenarnya menyarankan agar kode IV selalu berbeda untuk setiap paket data. Sayangnya, tidak semua produsen melakukan hal tersebut.


Pembuat standar WEP juga tidak menyebutkan bagaimana cara membuat IV. Pada umumnya digunakan random generator. Dengan digunakannya generator semacam ini, bisa dipastikan cepat atau lambat kode IV yang sama akan digunakan kembali. Para peneliti memperkirakan IV yang sama dipergunakan setiap 4.000-5.000 paket data. Setelah mengetahui prinsip dari WEP, penyusup hanya perlu menunggu digunakannya IV yang sama untuk kemudian menghitung kunci WEP dan selanjutnya masuk ke dalam jaringan. Pada tahap ini, penyusup bisa melakukan apa pun dalam jaringan wireless. Software untuk melakukan semua hal tersebut bisa didapatkan gratis di Internet. Dengan sedikit tambahan pengetahuan dan latihan, membuka enkripsi WEP dapat dilakukan dengan mudah. Dengan berbekal software tersebut, setiap orang bisa belajar menjadi penyusup.
Serangan diatas membutuhkan waktu dan packet yang cukup, untuk mempersingkat waktu, para hacker biasanya melakukan traffic injection. Traffic Injection yang sering dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan packet ARP kemudian mengirimkan kembali ke access point. Hal ini mengakibatkan pengumpulan initial vektor lebih mudah dan cepat. Berbeda dengan serangan pertama dan kedua, untuk serangan traffic injection diperlukan spesifikasi alat dan aplikasi tertentu yang mulai jarang ditemui di toko-toko, mulai dari chipset, versi firmware, dan versi driver serta tidak jarang harus melakukan patching terhadap driver dan aplikasinya.
Aplikasi yang bisa digunakan untuk melakukan mengcapture paket yaitu Airodump. Berikut merupakan contoh aplikasi airodump yang sedang mengcaptute paket pada WLAN.
Setelah data yang dicapture mencukupi, dilakukan proses cracking untuk menemukan WEP key. Aplikasi yang bisa digunakan untuk melakukan menembus enkripsi WEP yaitu Aircrack. Berikut merupakan contoh aplikasi aircrak yang berhasil menemukan key WEP.

4. WPA-PSK atau WPA2-PSK
WPA merupakan teknologi keamanan sementara yang diciptakan untuk menggantikan kunci WEP. Ada dua jenis yakni WPA personal (WPA-PSK), dan WPA-RADIUS. Saat ini yang sudah dapat di crack adalah WPA-PSK, yakni dengan metode brute force attack secara offline. Brute force dengan menggunakan mencoba-coba banyak kata dari suatu kamus. Serangan ini akan berhasil jika passphrase yang digunakan wireless tersebut memang terdapat pada kamus kata yang digunakan si hacker. Untuk mencegah adanya serangan terhadap keamanan wireless menggunakan WPA-PSK, gunakanlah passphrase yang cukup panjang (satu kalimat).


5. MAC Filter
Hampir setiap wireless access point maupun router difasilitasi dengan keamanan MAC Filtering. Hal ini sebenarnya tidak banyak membantu dalam mengamankan komunikasi wireless, karena MAC address sangat mudah dispoofing atau bahkan dirubah. Tools ifconfig pada OS Linux/Unix atau beragam tools spt network utilitis, regedit, smac, machange pada OS windows dengan mudah digunakan untuk spoofing atau mengganti MAC address. Masih sering ditemukan wifi di perkantoran dan bahkan ISP (yang biasanya digunakan oleh warnet-warnet) yang hanya menggunakan proteksi MAC Filtering. Dengan menggunakan aplikasi wardriving seperti kismet/kisMAC atau aircrack tools, dapat diperoleh informasi MAC address tiap client yang sedang terhubung ke sebuah Access Point. Setelah mendapatkan informasi tersebut, kita dapat terhubung ke Access point dengan mengubah MAC sesuai dengan client tadi. Pada jaringan wireless, duplikasi MAC address tidak mengakibatkan konflik. Hanya membutuhkan IP yang berbeda dengan client yang tadi. Untuk mengubah MAC address interface jaringan, cukup menggunakan tools sederhana seperti MAC MakeUp.

6. Captive Portal

Captive portal menjadi mekanisme populer bagi infrastruktur komunitas WiFi dan operator hotspot yang memberikan authentikasi bagi penguna infrastruktrur maupun manajemen flow IP, seperti, traffic shaping dan kontrol bandwidth, tanpa perlu menginstalasi aplikasi khusus di komputer pengguna. Proses authentication secara aman dapat dilakukan melalui sebuah web browser biasa di sisi pengguna. Captive portal juga mempunyai potensi untuk mengijinkan kita untuk melakukan berbagai hal secara aman melalui SSL & IPSec dan mengset rule quality of service (QoS) per user, tapi tetap mempertahankan jaringan yang sifatnya terbuka di infrastruktur WiFi.


Captive portal sebenarnya merupakan mesin router atau gateway yang memproteksi atau tidak mengizinkan adanya trafik hingga user melakukan registrasi/otentikasi. Berikut cara kerja captive portal :

  1. User dengan wireless client diizinkan untuk terhubung wireless untuk mendapatkan IP address (DHCP).
  2. Block semua trafik kecuali yang menuju ke captive portal (Registrasi/Otentikasi berbasis web) yang terletak pada jaringan kabel.
  3. Redirect atau belokkan semua trafik web ke captive portal.

Setelah user melakukan registrasi atau login, izinkan akses ke jaringan (internet)
Berikut contoh halaman login dari captive portal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, bahwa captive portal hanya melakukan tracking koneksi client berdasarkan IP dan MAC address setelah melakukan otentikasi. Hal ini membuat captive portal masih dimungkinkan digunakan tanpa otentikasi karena IP dan MAC adress dapat di-spoofing. Serangan dilakukan dengan melakukan spoofing IP dan MAC. Spoofing MAC adress seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Sedang untuk spoofing IP, diperlukan usaha yang lebih yakni dengan memanfaatkan ARP cache poisoning, dengan melakukan redirect trafik dari client yang sudah terhubung sebelumnya.
Serangan lain yang cukup mudah dilakukan adalah menggunakan Rogue AP, yaitu mengkonfigurasi Access Point yang menggunakan komponen informasi yang sama seperti AP target seperti SSID, BSSID hingga kanal frekwensi yang digunakan. Sehingga ketika ada client yang akan terhubung ke AP buatan kita, dapat kita membelokkan trafik ke AP sebenarnya.
Tidak jarang captive portal yang dibangun pada suatu hotspot memiliki kelemahan pada konfigurasi atau design jaringannya. Misalnya, otentikasi masih menggunakan plain text (http), managemen jaringan dapat diakses melalui wireless (berada pada satu network), dan masih banyak lagi. Kelemahan lain dari captive portal adalah bahwa komunikasi data atau trafik ketika sudah melakukan otentikasi (terhubung jaringan) akan dikirimkan masih belum terenkripsi, sehingga dengan mudah dapat disadap oleh para hacker. Untuk itu perlu berhati-hati melakukan koneksi pada jaringan hotspot, agar mengusahakan menggunakan komunikasi protokol yang aman seperti https,pop3s, ssh, imaps dst.


7. Wardrive
Wardrive adalah ekspedisi memancing elektronik untuk mencari jaringan wireless yang lemah. Kebanyakan, sebagian besar dari jaringan wireless tersebut bahkan tidak diberi password atau enkripsi untuk melindunginya. Kegiatan ini dilakukan untuk mencari jaringan mana saja yang akan dijadikan obyek serangan. Sehingga, kita bisa melakukan serangan terhadap jaringan wireless yang telah kita jadikan target. Untuk melakukan kegitan ini, hanya diperlukan peralatan sederhana. Kegiatan ini umumnya bertujuan untuk mendapatkan koneksi internet, tetapi banyak juga yang melakukan untuk maksud-maksud tertentu mulai dari rasa keingintahuan, coba coba, research, tugas praktikum, kejahatan dan lain lain.
Aplikasi untuk Site Survey/Wardrive “Netstumbler 0.4.0?
Langkah pertama dalam percobaan mengexploit suatu Wireless Network adalah menemukan Access Point. Tools yang bisa digunakan untuk melakukan hal ini yaitu NetStumbler. Tools ini sangan mudah digunakan untuk menemukan Signal dari Wireless Networking. Tools ini juga bisa mengukur kekuatan signal dan Noise yg dihasilkan karena banyaknya Connectivitas ke salah satu Access Point.
Hasil scanning dan analisa jaringan WLAN pada daerah kos-kosan sekitar IT Telkom menggunakan tools NetStumbler:

Grafik signal yang didapat menggunakan tools ini pada SSID “ittelkom”:



8. Kelemahan Protokol di Jaringan Wireless
Kelemahan-kelemahan dari jaringan wireless, sebenarnya tidak terlepas dari kelemahan berbagai macam protokol yang digunakannya, antara lain:


8.1 EAPOL (Extensible Authentication Protocol
EAPOL merupakan jenis protokol yang umum digunakan untuk authentikasi wireless dan point-to-point connection. Saat client resmi mengirimkan paket ke AP. AP menerima dan memberikan responnya, atau AP telah melakukan proses otorisasi. Dari protokol EAPOL, terdapat celah yang dapat digunakan untuk memperoleh nilai authentikasi.
Namun, nilai authentikasi hanya terdapat saat awal terjadinya komunikasi client resmi dengan AP. Selanjutnya, bila sudah terhubung, protokol EAPOL tidak muncul lagi, kecuali saat 10 ribu paket berikutnya muncul. Seorang hacker dapat mengirim {injection) paket EAPOL hasil spoofing yang berisikan spoofing alamat SSID yang telah diselaraskan, MAC Address dan IP Address dari source/destination.
Client resmi mengirimkan paket EAPOL agar mendapat respon dari AP untuk proses autentikasi. Selanjutnya, AP akan memerika ID Card dari client. Attacker memanfaatkan kelemahan protokol tersebut dengan membuat ID Card palsu agar dibolehkan masuk oleh AP dan mendapatkan nomor untuk memasuki ruangan yang sama.


8.2 Manajemen Beacon
Manajemen Beacon merupakan salah satu jenis protokol yang digunakan setiap AP untuk memancarkan sinyal RF untuk mengabarkan keberadaan AP. Bila dilakukan capture protokol Beacon dan men-decode-kannya, akan diperoleh kenyataan bahwa dalam setiap transmision rate-nya, manajemen Beacon mengirimkan sejumlah informasi, seperti SSID, jenis enkripsi, channel, MAC Address, dan Iain-Iain.
Kelemahan (vulnerability) yang dapat dimanfaatkan dari jenis protokol ini adalah sebagai berikut. Sebuah attacker client akan menangkap paket manajemen Beacon yang dipancarkan oleh AP. Selanjutnya, attacker client akan memancarkan kembali paket manajemen Beacon tersebut. Biasanya, nilai Beacon yang dipancarkan oleh AP sebesar 100ms. Bila attacker client menangkap Beacon AP, lalu memancarkan Beacon tersebut kembali, akan ada 2 Beacon yang sama. Source pengirim berbeda, namun berisikan informasi yang sama. Ini artinya ada dua AP yang sama berisikan informasi SSID, MAC Address, yang sama. Akibatnya, seluruh client tidak dapat berkomunikasi dengan AP yang sebenarnya, kecuali attacker berhenti mengirim sejumlah paket Beacon tersebut.


8.3 Deauthentkation/Disassociation Protocol
Istilah yang biasa digunakan untuk memanfaatkan celah protokol ini disebut dengan Deauthentication Broadcast Attack. Serangan ini akan membanjiri WLAN dengan Deauthentication packet sehingga mengacaukan wireless service pada client. Serangan jenis ini merupakan serangan yang paling berbahaya karena akan memutus koneksi client target atau seluruh client yang berasosiasi dengan AP Attacker melakukan permintaan pemutusan koneksi dengan memanfaatkan Deauthentication/Disassociation yang langsung direspon oleh AP. Seandainya ada sebuah perusahaan ISP yang terkena serangan ini, maka akan banyak keluhan dari pelanggan karena putusnya seluruh jaringan client.
Aplikasi yang bisa digunakan untuk serangan ini yaitu Aireplay. Berikut merupakan contoh kerja aplikasi Aircrak yang sedang melakukan Deauthentication Broadcast Attack.


8.4 Jamming Sinyal RF
Sinyal RF merupakan gelombang elektromagnetis yang dipergunakan untuk saling bertukar informasi melalui udara dari satu node ke node lainnya. Sekarang ini, sinyal RF sangat banyak digunakan, seperti untuk memancarkan gelombang radio FM, gelombang televisi atau sebagai sarana pengiriman data melalui jaringan nirkabel.
Sinyal RF memiliki kelebihan, namun juga memiliki kelemahan. Sinyal RF mudah terganggu oleh sistem yang berbasis RF eksternal lainnya, seperti cordless phone, microwave, perangkat Bluetooth, dan Iainnya. Saat perangkat tersebut digunakan secara bersamaan, kinerja jaringan nirkabel dapat menurun secara signifikan karena adanya persaingan dalam penggunaan medium yang sama. Pada akhirnya, gangguan tersebut dapat menyebabkan error pada bit-bit informasi yang sedang dikirim sehingga terjadi re-transmisi dan penundaan terhadap pengguna.


8.5 Manajemen Probe-Request
Saat client pertama kali berusaha untuk mengkoneksikan dirinya dengan AP, AP akan melakukan probe-respond untuk memeriksa apakah permintaan client untuk memasuki jaringan wireless tersebut diizinkan atau tidak. Celah yang dapat digunakan attacker adalah dengan melakukan manipulasi paket probe-respond. Selanjutnya, attacker melakukan permintaan probe-respond. Seandainya permintaan dilakukan dengan mengirimkan permintaan sebanyak-banyaknya, misalnya 500 paket dalam 1 detik, AP tidak akan mampu merespon paket yang begitu banyak. Artinya, AP tidak sanggup lagi berkomunikasi dengan client yang lain.
http://adit279.com/http:/adit279.com/kelemahanancaman-jaringan-wifi-wireless-fidelity

Keuntungan Dan Kerugian Wi-Fi Vs Kabel

Ada dua macam technology jaringan yang umum yaitu:

  1. Jaringan wireless / wireless network – yang menggunakan komunikasi antar piranti dengan menggunakan gelombang radio.
  2. Jaringan wired – yang menggunakan kabel data jaringan dalam komunikasi antar piranti jaringan dengan technology Ethernet.

Kenapa memilih jaringan wireless?
Kelebihan utama jaringan wireless tidak menggunakan kabel dalam komunikasinya, akan tetapi menggunakan gelombang radio, seperti telpon cordless. Keuntungannya adalah sifat mobilitasnya yang tinggi dan tidak tergantung kepada kabel dan koneksi tetap.

Keuntungan yang bisa kita petik dengan jaringan wireless ini secara umum sebagai berikut:
Bebas bekerja dari mana saja dan bersifat mobile, asalkan terjangkau oleh jaringan wireless ini Tidak ada batasan kabel jaringan atau sambungan tetap, jadi tidak memerlukan kabel data yang terkadang merepotkan anda sehingga menghemat waktu Instalasi yang relative cepat dan mudah Gampang pengembangannya. Jaringan wireless umumnya juga disebut sebagai Wi-Fi – wireless Fidelity, yang memungkinkan anda menggunakan computer anda dimana saja di rumah anda selama masih dalam jangkauan jaringan wireless. Bahkan di tempat-2 umum sekarang ini sudah banyak disediakan layanan hot-spot seperti di cafĂ©, di airport, di hotel, di tempat-2 bisnis dan lain-lain.

Kenapa memilih jaringan kabel – wired network?
Technology jaringan komputer menggunakan kabel telah dipakai selama beberapa decade dan yang paling banyak dipakai adalah technology Ethernet. Komunikasi jaringan wired menggunakan kabel jaringan yang umum memakai cable CAT5 – cable jaringan Ethernet. Jaringan kabel sangat bagus jika anda melakukan transfer data dalam jumlah yang sangat besar dengan stabil dan kecepatan tinggi seperti transfer data multimedia professional berkualitas.
Keuntungan dari jaringan wired bisa meliputi beberapa hal berikut ini:
Relative berbiaya rendah, Menawarkan performa yang paling bagus, walaupun instalasinya relative rumit, Kecepatan relative lebih tinggi sampai kecepatan Gigabit, dibandingkan dengan kecepatan wireless paling tinggi ideal adalah 300 Mbps (dengan standard draft 802.11n dan dilengkapi technology antenna MIMO, itu jika kondisi sangat ideal, dalam kenyataannya untuk wireless-B yang ideal 11 Mbps saja hanya bisa mencapai paling 7 Mbps).


Relative lebih aman dibandingkan jaringan wireless, apalagi jika keamanan fisik bisa dikendalikan dengan baik. Sementara untuk jaringan wireless, bisa menembus keamanan fisik (seperti tembok yang tebal sekalipun, dengan menggunakan technology booster / hi-gain masih bisa menembusnya dengan baik karena memakai gelombang radio sebagai transmisi medianya.
Pada suatu infrastruktur jaringan corporate yang sangat besar skalanya, penggunaan jaringan kabel sangat mutlak dipakai dengan menggunakan system redundansi jaringan kabel inter-Switch yang sangat effisien dengan protocol STP dan tuning manual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar